Sejarah dan Latar Belakang
SMAN 2 Bukittinggi
SMAN 2 Bukittinggi
1. Sekolah Raja
Berdasarkan
hasil pengamatan pendeta Bundingh, pemerintahan Belanda dapat
mengetahui bahwa pendidikan anak negeri di Hindia Nederland masih
rendah. Begitu pula kepandaian guru-guru Melayu di Gouvernement Pesisir
Barat pulau Perca (Sumatera) tidaklah mencukupi. Oleh sebab itu tahun
1855 pemerinta Belanda merencanakan untuk mendirikan Sekolah Raja untuk
mendidik anak negeri melalui Surat keputusan pendirian Sekolah Raja
untuk mendidik anak negeri yang dikeluarkan pada tanggal 1 April 1856.
Sekolah
ini dipimpin oleh Van Ophuysen dan dibantu oleh seorang guru melayu
bernama Abdul Latif. Anak Tuanku Imam dari Koto Gadang. Jumlah muridnya
sepuluh orang, mereka dididik untuk menjadi guru. Lamanya pendidikan
tiga tahun.
Tahun
1869 guru Abdul Latif meninggal. Jabatannya digantikan oleh Saidina
Asin dari Koto Lawas Padang Panjang. Beliau ini pernah menjadi guru di
sekolah melayu Bangkahulu.
2. Kweekschool
Setelah
melihat perkembangan sekolah raja selama tujuh belas tahun, timbullah
niat pemerintah belanda untuk mengadakan perubahan-perubahan. Awal tahun
1873 sekolah raja lama diperbaiki. Tepatnya tanggal 1 Maret 1873
sekolah raja diubah namanya menjadi Kweekschool. Guru kepalanya D. Gerth
Van Wijk. Guru Belanda yang menjadi guru kedua yaitu Weide. Murid
muridnya diasramakan dekat sekolah. Murid-murid ini diawasi oleh seorang
guru melayu yang bernama Raja Medan.
Tahun 1877 D. Gerth Van Wijk diangkat menjadi Leeraar di sekolah Gymnasium Willem III di Betawi. Jawatannya sebagai guru kepala digantikan oleh J.L. Van der Toorn, dengan guru kedua D. Grivel.
Tahun
1883 salah seorang murid Kweekschool bernama Nawawi diangkat pula
menjadi guru Bantu. Beliau bekerja dengan giat dan rajin. Lama
pendidikan yang pada mulanya tiga tahun, kemudian menjadi empat tahun.
Awal
tahun 1900, murid Kweekschool semakin banyak. Mereka datang dari
berbagai daerah seperti : Aceh, Lampung, Tapanuli, Sumatera Timur,
Bangka, Belitung, Palembang, Bangkahulu dan Sumatera Barat sendiri.
Selain
mengadakan tenaga guru, pemerintah juga memerlukan Ambtenar bumi putera
yang pandai. Sejak tahun 1904 murid Kweekschool terbagi dua. Pertama,
murid yang bakal menjadi guru, kedua murid yang bakal menjadi ambtenaar.
Dalam
perkembangannya murid yang akan menjadi guru lama pendidikannya enam
tahun, sedangkan yang akan menjadi ambtenaar dididik selama lima tahun. Tanggal 5 Agustus 1908 pendidikan bakal ambtenaar ditiadakan.
3. Hollandsche Inlandsche Kweekschool (HIK)
Lama pendidikan HIK enam tahun, yang terbagi atas dua jenjang
a.persiapan, lama pendidikan tiga tahun;
b.lanjutannya tiga tahun
Sekolah
raja Bukittinggi dijadikan sekolah HIK persiapan sedangkan lanjutannya
di jawa. Siswa terakhir HIK diterima tahun 1932. sekolah ini ditutup
pada tahun 1935
4. Beberapa nama untuk pengganti HIK
Setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak perubahan yang
terjadi. Perubahan itu bukan saja di bidang politik dan pemerintahan
tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bidang pendidikan.
Sekolah-sekolah yang vakum karena adanya pergolakan untuk merebut
kekuasaan dihidupkan kembali. Bahkan disempurnakan setelah keksuasaan
berada ditangan bangsa sendiri. Gedung sekolah raja atau kweekschool
masih tetap berdiri megah, mulai tahun 1946 diaktifkan kembali sebagai
tempat pendidikan bagi anak negeri.
Dalam pertumbuhannya banyak terjadi perubahan dan pergantian nama sekolah. Perubahan dan pergantian nama lembaga pendidikan ini sebagai berikut:
1.Tahun 1946 didirikan Sekolah Menengah Tinggi/SMT
Sekolah ini dipimpin oleh Dr. Roesma. Lama pendidikan tiga tahun.
2.Tahun
1950 SMT diubah namanya menjadi sekolah menengah atas/SMA. Sekolah ini
dipimpin oleh bapak Manna. Lama pendidikan juga tiga tahun. Tahun 1951
sekolah ini dibawah pimpinan bapak Nasir Sutan Mudo.
3.Tahun 1954 SMA dibagi dua menjadi
a.SMA I B yang dipimpin oleh Bapak Sabirin
b.SMA
II AC, pimpinannya adalah Bapak Adam Saleh tahun 1958 SMA I B dipimpin
oleh Nasir Sutan Rajo Intan, sedangkan SMA II AV dipimpin oleh R.
Kardan. Lama pendidikan tiga tahun.
4.Tahun 1960 SMA II AC dipecah lagi menjadi :
a.SMA II C yang tetap dipimpin oleh R. Kardan
b.SMA Teladan A dipimpin oleh Bapak Tobing
5.Tahun 1960 SMA II AC diubah menjadi SMA 2 Bukittinggi.
5. Pimpinan SMA Negeri 2 Bukittinggi
Setelah
SMA II C berubah nama menjadi SMA Negeri 2 Bukittinggi, sampai sekarang
telah teracatat beberapa nama yang pernah menjabat sebagai pimpinan
Nama-nama pimpinan itu adalah sebagai berikut:
1.R. Kardan tahun 1960 - 1962
2.Rusli Missi Lanjumin tahun 1962 - 1966
3.Yaflis tahun 1966 - 1967
4.Nursamin tahun 1967 - 1975
5.Amir Umar tahun 1975 - 1984
6.Usman Luthan tahun 1984 - 1990
7.Syarfi Mahmud tahun 1990 - 1992
8.Drs. H. Rivai Syarif tahun 1992 - 1995
9.Drs. Ali Asmar tahun 1995 – 1996
10.Drs. Zulkifli Johneva, SH tahun 1996 – 2001
11.Drs. Yunis Faizal, SH, MM tahun 2001 – 2005
12.Drs. H. Muslim, MM tahun 2005 - sekarang
13.Ermizar, S.Pd M.Si tahun 2013 – sekarang
0 komentar:
Posting Komentar